Sekilas.co – Perusahaan tambang logam milik negara, PT Timah Tbk (TINS), berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 29 Oktober 2025, pukul 15.00 WIB di Hotel Borobudur, Jakarta. Rencana ini telah resmi diumumkan manajemen perseroan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Dalam pengumuman tersebut, manajemen PT Timah menyebut bahwa RUPSLB hanya memiliki satu agenda utama, yakni persetujuan atas perubahan susunan pengurus perseroan, yang meliputi jajaran direksi dan dewan komisaris. Pergantian ini disebut-sebut sebagai bagian dari upaya restrukturisasi manajemen untuk memperkuat tata kelola perusahaan di tengah tantangan industri logam global yang kian kompetitif.
Menurut sumber internal yang enggan disebutkan namanya, perubahan pengurus ini juga merupakan langkah strategis untuk memperbaiki kinerja dan efisiensi perusahaan setelah beberapa kuartal terakhir mengalami tekanan pada sisi pendapatan dan laba bersih.
Kinerja Keuangan Semester I 2025 Turun
Berdasarkan laporan keuangan semester I 2025, PT Timah mencatat pendapatan sebesar Rp 4,22 triliun, atau turun 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 5,21 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya volume penjualan logam timah, seiring dengan kondisi pasar global yang belum sepenuhnya pulih.
“Penurunan kinerja ini sejalan dengan menurunnya volume penjualan logam timah di pasar ekspor,” jelas Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah, Fina Eliani, dalam keterbukaan informasi pada Jumat, 1 Agustus 2025.
Meski pendapatan turun, perusahaan juga mencatat penurunan pada beban pokok pendapatan, yakni sebesar 15,6 persen dari Rp 4 triliun menjadi Rp 3,37 triliun. Penurunan beban ini diharapkan dapat menjaga margin keuntungan perusahaan di tengah volatilitas harga logam.
Sepanjang paruh pertama tahun 2025, PT Timah membukukan laba bersih sebesar Rp 300,07 miliar, atau 93 persen dari target laba semester I yang ditetapkan sebesar Rp 322,64 miliar. Namun, laba bersih tersebut tercatat turun sekitar 30,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 434 miliar.
Aset dan Liabilitas Turun di Semester I 2025
Secara neraca, nilai aset PT Timah pada semester I 2025 juga mengalami penurunan sekitar 4 persen, dari Rp 12,8 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp 12,33 triliun. Penurunan ini dipengaruhi oleh berkurangnya nilai persediaan dan pembelian kembali surat utang menengah perusahaan.
Sementara itu, posisi liabilitas atau kewajiban perseroan turut mengalami penurunan sebesar 6 persen, dari Rp 5,35 triliun menjadi Rp 5,03 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh kebijakan manajemen yang melakukan pembelian kembali (buyback) seluruh medium term notes (MTN) yang sebelumnya diterbitkan, sebagai langkah penguatan struktur modal.
Langkah efisiensi dan restrukturisasi keuangan ini diharapkan dapat memperkuat posisi kas perusahaan serta memberikan ruang bagi manajemen baru untuk mendorong pertumbuhan kinerja di semester II 2025.
Langkah Strategis Menjelang Akhir Tahun
RUPSLB akhir Oktober ini menjadi sorotan investor dan publik karena diperkirakan akan menentukan arah strategis PT Timah ke depan. Beberapa analis pasar modal menilai bahwa pergantian pengurus dapat menjadi momentum bagi perusahaan untuk melakukan transformasi bisnis, terutama dalam menghadapi tantangan penurunan harga logam timah global dan kebutuhan modernisasi teknologi tambang.
Dengan latar belakang tersebut, pelaksanaan RUPSLB PT Timah Tbk diperkirakan akan menjadi titik penting dalam perjalanan perusahaan di sisa tahun 2025, tidak hanya untuk memperkuat struktur manajemen, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan investor terhadap kinerja dan prospek industri tambang nasional.





