sekilas.co – PT Timah Tbk menebar ribuan bibit ikan endemik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di kolong bekas penambangan bijih timah di Desa Cambai, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, sebagai upaya meningkatkan ekonomi sekaligus kondisi ekologi masyarakat setempat.
“Penebaran bibit ikan endemik kali ini dilakukan di kolong bekas tambang di kawasan Pondok Pesantren Ibnu Sabil, Desa Cambai,” kata Departement Head Corporate Communication PT Timah Tbk, Anggi Siahaan, di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa ribuan bibit ikan yang ditebar meliputi indukan baong, tebelang, ikan tanah, belido, lais, betok, ikan sepat, tempalak Budu, seluang, klencah, tepala pinang, nilem, beta burdigala, serta berbagai ikan air tawar lainnya. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mengelola lingkungan pascatambang secara berkelanjutan.
“Pekan lalu, PT Timah juga menebar bibit ikan di kolong bekas tambang di kawasan Pemali, Kabupaten Bangka, untuk mendukung ekonomi masyarakat sekaligus melestarikan ikan endemik di lingkungan operasional perusahaan,” tambahnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Ibnu Sabil, Rizal, menyampaikan rasa syukur dan mengapresiasi kegiatan ini.
“Sebagian besar santri di pesantren ini berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas. Oleh karena itu, kegiatan penebaran ikan ini sangat bermanfaat bagi mereka, setidaknya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari,” ujarnya.
Menurut Rizal, selama ini kolam bekas tambang timah di lingkungan pesantren belum dimanfaatkan secara optimal karena jumlah ikan masih sedikit. Biasanya kolam tersebut dipakai untuk berwudlu dan aktivitas santri di sore hari.
“Jarang ada yang memancing karena ikannya memang sedikit. Jadi kami sangat senang ada kegiatan seperti ini. Semoga bisa terus dilanjutkan karena membawa dampak positif bagi masyarakat,” katanya.
Manajer PPS Alobi, Endi R. Yusuf, menyatakan bahwa penebaran bibit ikan merupakan salah satu upaya berkelanjutan untuk mengembalikan fungsi ekologis kolong bekas tambang agar produktif kembali dan menjadi habitat alami bagi biota air.
“Kegiatan ini penting dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan alam sekaligus mendukung pemanfaatan lahan pascatambang agar kembali produktif,” ujarnya.





