Sekilas.co – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam memperkuat sektor perkebunan dengan menyalurkan anggaran sebesar Rp9,9 triliun. Alokasi dana jumbo ini diarahkan untuk mendukung program hilirisasi komoditas perkebunan utama sekaligus meningkatkan kesejahteraan jutaan petani yang selama ini bergantung pada komoditas rakyat.
Melalui kebijakan ini, pemerintah berupaya menghidupkan kembali (replanting) serta memperluas areal perkebunan kelapa, kakao, jambu mete, kopi, lada, dan pala hingga mencapai target 800.000 hektare. Program tersebut akan digelar di berbagai wilayah Indonesia yang memiliki agroklimat paling sesuai, sehingga diharapkan mampu memaksimalkan produktivitas lahan dan menjaga keberlanjutan hasil panen.
Namun, program ini tidak semata-mata fokus pada peningkatan produksi bahan mentah. Pemerintah menekankan bahwa hilirisasi harus menjadi prioritas utama. Artinya, hasil perkebunan yang dihasilkan dari program ini akan diarahkan ke industri pengolahan domestik, sehingga dapat melahirkan produk turunan dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Misalnya, kakao diolah menjadi cokelat siap saji, kelapa dikembangkan menjadi minyak nabati, hingga pala dan lada yang bisa masuk ke industri makanan dan farmasi.
Langkah ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah yang selama ini membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga global. Dengan memperkuat industri hilir di dalam negeri, nilai ekonomi komoditas perkebunan akan meningkat berlipat ganda. Hal ini juga diyakini akan membuka lebih banyak lapangan kerja, memperkuat rantai pasok domestik, dan memberi manfaat ekonomi langsung kepada petani.
Selain aspek ekonomi, kebijakan Rp9,9 triliun ini juga dipandang sebagai bentuk keberpihakan nyata pemerintah terhadap petani kecil. Selama ini mereka kerap berhadapan dengan masalah klasik, mulai dari keterbatasan modal, rendahnya produktivitas tanaman tua, hingga lemahnya akses ke pasar modern. Dengan adanya program replanting berskala nasional, petani tidak hanya mendapat kesempatan memperbarui tanaman mereka, tetapi juga memperoleh pendampingan agar bisa masuk ke ekosistem industri yang lebih besar.
Dalam jangka panjang, pemerintah menargetkan program ini menjadi landasan kuat bagi transformasi perkebunan Indonesia. Bukan hanya sekadar sektor penyerap tenaga kerja, tetapi juga motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional yang terintegrasi dengan industri hilir, berdaya saing global, dan sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di akar rumput.





