sekilas.co – Kementerian Perindustrian mendorong hilirisasi komoditas silika yang menjadi bahan baku berbagai industri. “Silika banyak digunakan sebagai bahan baku industri hilir, seperti ban, kaca, semen, dan semikonduktor,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier, dalam keterangan tertulis, Selasa, 28 Oktober 2025.
Taufiek menambahkan, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2025, ketersediaan sumber daya mineral silika di Indonesia dalam bentuk pasir silika atau kuarsa, batu kuarsa, dan kuarsit mencapai 27 miliar ton, dengan cadangan sekitar 7 miliar ton.
Selain silika, Taufiek menyatakan Indonesia memiliki potensi besar pada grafit. Berdasarkan data yang sama dari Kementerian ESDM, Taufiek menyebutkan bahwa pasokan grafit tertera dan teridentifikasi di Indonesia mencapai 31 juta ton pada 2023.
Ia menjelaskan, selain dari sumber mineral grafit alam, grafit juga dapat diproduksi dari sumber daya potensial lain, seperti kokas minyak bumi dan batu bara. “Grafit merupakan komoditas strategis bagi industri pelumas, elektronik, komposit, dan otomotif, serta dapat dibuat dari bahan berbasis karbon lainnya,” tutur dia.
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil juga mengumumkan kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung untuk melakukan kajian pengolahan dan/atau pemurnian silika menjadi metallurgical-grade silicon berbasis sumber daya mineral nasional.
Selain itu, keduanya akan menyusun kajian teknologi pemurnian grafit alam dan pengolahan grafit sintetis, beserta analisis ekonomi untuk implementasi industri di Indonesia. Taufiek menyatakan, hasil kajian tidak hanya menjadi referensi penyusunan kebijakan, tetapi juga “memastikan pengembangan dan pemanfaatan teknologi di sektor pengolahan mineral sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat,” kata dia.
Taufiek menjelaskan, Direktorat Jenderal IKFT sebelumnya telah meluncurkan dua program prioritas nasional industrialisasi bahan galian non-logam pada 2024. Program tersebut mencakup industrialisasi silika menjadi wafer silikon untuk mendukung kemandirian industri photovoltaic (PV) module dan semikonduktor dalam negeri, serta industrialisasi grafit untuk menunjang ekosistem industri kendaraan listrik (EV) nasional.