sekilas.co – FREEPORT-McMoRan menargetkan tambang bawah tanah Grasberg Block Cave milik PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali beroperasi normal pada kuartal II 2026. Perusahaan saat ini mempercepat proses pemulihan pasca longsor yang sempat menghentikan sebagian aktivitas.
“Tim kami berkomitmen memulihkan produksi berskala besar dan berbiaya rendah di Grasberg secara aman, efisien, dan bertanggung jawab. Kami telah memasukkan pelajaran dari insiden tragis baru-baru ini ke dalam rencana ke depan dan menerapkan sejumlah inisiatif untuk mengatasi kondisi yang memicu insiden tersebut,” ujar Presiden dan CEO Freeport, Kathleen Quirk, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 19 November 2025.
Pada 8 September 2025, tambang bawah tanah Grasberg Block Cave mengalami longsor yang menewaskan tujuh pekerja dan menghentikan produksi hampir satu bulan. Pencarian korban berlangsung selama 27 hari sebelum perusahaan mulai memulihkan operasi secara bertahap.
Sejak akhir Oktober 2025, Freeport Indonesia kembali memproduksi bijih dari tambang bawah tanah Deep Mill Level Zone dan Big Gossan, dua area yang tidak terdampak insiden dan menjadi tumpuan produksi sementara.
Quirk memperkirakan produksi tembaga dan emas PTFI pada 2026 tidak jauh berbeda dari proyeksi 2025, dengan target sekitar 1 miliar pon tembaga dan 0,9 juta ons emas. Produksi diperkirakan terus meningkat sepanjang 2026 dan 2027, sementara untuk periode 2027–2029, rata-rata produksi tahunan ditargetkan mencapai 1,6 miliar pon tembaga dan 1,3 juta ons emas.
Quirk menambahkan, perusahaan menjadwalkan konferensi bersama analis sekuritas hari ini pukul 10.00 waktu Eastern untuk memaparkan perkembangan penanganan insiden, rencana operasi ke depan, serta pembaruan bisnis global FCX. Siaran langsung dan materi presentasi tersedia melalui fcx.com, dan rekamannya bisa diakses hingga 19 Desember 2025.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan operasi penambangan konsentrat PT Freeport Indonesia telah kembali berjalan. Aktivitas produksi di blok Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan dibuka setelah sebelumnya dihentikan akibat longsor di Grasberg Block Cave (GBC).
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyatakan proses evaluasi telah selesai dan izin operasi untuk kedua lokasi tersebut telah diterbitkan. Meski longsor tidak berdampak langsung pada DMLZ dan Big Gossan, Freeport sebelumnya menghentikan seluruh kegiatan demi keselamatan pekerja.
“Sekarang blok DMLZ dan Big Gossan sudah beroperasi,” kata Tri kepada wartawan di kompleks DPR, Kamis, 13 November 2025.
Produksi dari kedua tambang ini akan dialirkan ke smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur, yang sempat kekurangan pasokan saat seluruh kegiatan penambangan dihentikan. Meskipun volume dari DMLZ dan Big Gossan belum memenuhi kebutuhan penuh smelter, hal ini memberi angin segar bagi keberlanjutan program hilirisasi.
Freeport memproduksi rata-rata bijih konsentrat sebesar 208.356 ton per hari pada 2024, mencakup tembaga, emas, dan perak. GBC merupakan kontributor terbesar dengan produksi konsentrat sekitar 133.800 ton per hari (64 persen dari total kapasitas), sementara DMLZ menghasilkan sekitar 64.900 ton per hari dan Big Gossan sekitar 8.000 ton per hari.





