Sekilas.co – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyiapkan sedikitnya tujuh pelabuhan penyeberangan untuk memastikan kelancaran arus perjalanan di rute Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni dan sebaliknya pada periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026).
Berdasarkan pengalaman operasi Nataru sebelumnya, Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub kembali menerapkan skema pembagian tiga pelabuhan penyeberangan di Pelabuhan Merak untuk mengurai kepadatan. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, mengatakan pihaknya juga menyiapkan satu pelabuhan pendukung sebagai rencana darurat (contingency plan).
“Dari Merak ke Bakauheni, kita bagi di tiga pelabuhan, ada di BBJ Bojonegara, kemudian Pelabuhan Merak sendiri, dan Ciwandan. Satu dermaga untuk contingency plan apabila tiga pelabuhan tadi sudah tidak bisa menampung, kita siapkan Pelabuhan KBS (Krakatau Bandar Samudera),” jelasnya, Sabtu (22/11/2025).
Sementara itu di sisi Bakauheni, volume kendaraan juga dibagi ke tiga pelabuhan. Di antaranya BBJ Muara Pilu untuk arus dari dan ke BBJ Bojonegara, lintasan utama Pelabuhan Bakauheni dengan Pelabuhan Merak, serta Pelabuhan PT Wijaya Karya Beton untuk arus dari dan ke Ciwandan.
“Saya optimistis kita bisa melaksanakan operasi Nataru kali ini dengan baik. Kami sudah menyiapkan beberapa strategi yang akan dilaksanakan saat operasi nanti karena selama dua tahun terakhir Merak jadi salah satu titik krusial saat masa Nataru,” kata Aan.
Strategi lainnya yang akan diterapkan yakni delaying system menuju Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni. Pelaksanaan delaying system ini dilakukan melalui penerapan buffer zone (zona penyangga) di rest area jalan tol serta jalan arteri.
“Delaying system ini berarti harus ada buffer zone untuk parkir kendaraan ketika terjadi situasi yang tidak bisa dilangsungkan penyeberangan. Ini semua sudah disiapkan baik di Merak maupun di Bakauheni,” terang Aan.
Adapun buffer zone di Merak berada di rest area Km 13, Km 43, Km 68, serta jalan arteri Cikuasa Atas yang dapat menampung total 1.050 kendaraan kecil dan 200 kendaraan roda dua. Sementara penerapan delaying system di Lampung disebar di delapan titik buffer zone dengan total kapasitas parkir 1.190 kendaraan kecil.
Aan juga meminta semua stakeholder mewaspadai cuaca ekstrem pada Desember 2025. Ia menjelaskan, berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember hingga Januari.
“Dari BMKG memprediksi untuk cuaca di Desember jadi puncak musim hujan, disertai angin, ada juga potensi banjir rob. Kemudian ada beberapa prediksi terkait gelombang dan kecepatan angin yang perlu diwaspadai sehingga keselamatan penyeberangan bisa terjamin,” tuturnya.
Aan pun yakin penyelenggaraan Nataru kali ini dapat berjalan lancar dan sukses berkat persiapan strategi yang matang serta koordinasi seluruh stakeholder.





