sekilas.co – Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, mengungkap hasil pemetaan Kementerian PU terkait dampak bencana hidrometeorologi di Aceh yang menyebabkan putusnya 15 jembatan pada sejumlah ruas jalan nasional.
Untuk penanganan darurat, Kementerian PU menetapkan kebutuhan 18 unit jembatan bailey di Provinsi Aceh. Dari jumlah tersebut, 8 unit telah tersedia dan terpasang di lokasi prioritas, sementara 10 unit lainnya masih dalam proses pemenuhan dan mobilisasi dari berbagai wilayah di luar Aceh. “Sebaran 18 unit jembatan bailey mencakup ruas strategis yang menghubungkan wilayah pesisir, dataran tengah, dan kawasan pedalaman Aceh,” ujarnya, Sabtu, 13 Desember 2025.
Beberapa lokasi prioritas antara lain Bireuen hingga Bener Meriah dan Aceh Tengah, dengan titik seperti Teupin Mane, Alue Kulus, Weihni Enang-enang, Weihni Rongka, Timang Gajah, Weihni Lampahan, dan Jamur Ujung. Pada lintas Aceh Tengah–Nagan Raya hingga Lhok Seumot–Jeuram, jembatan bailey diperlukan untuk memulihkan akses di Jembatan Krueng Beutong. Sementara di lintas Pameue–Genting Gerbang–Simpang Uning, meliputi Jembatan Krueng Pelang, Jeurata, dan Titi Merah, serta di ruas Simpang Uning–Uwaq pada Jembatan Lenang.
Di wilayah Gayo Lues hingga Aceh Tenggara dan Kutacane, jembatan bailey dibutuhkan pada Jembatan Lawe Penanggalan, Lawe Mengkudu, serta dua titik badan jalan putus pada ruas Blangkejeren–batas Gayo Lues/Aceh Tenggara.
Dody menegaskan, Kementerian PU mempercepat mobilisasi dan pemasangan jembatan bailey sebagai upaya pemulihan konektivitas, yang menjadi prioritas karena berdampak langsung pada aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. “Atas arahan Bapak Presiden, seluruh sumber daya Kementerian PU bergerak maksimal untuk memastikan akses darat segera pulih. Kami terus bekerja karena ini menyangkut mobilitas warga, distribusi bantuan, dan aktivitas pemulihan di lapangan,” ujarnya.
Kementerian PU memobilisasi jembatan bailey dari berbagai sumber. Sebanyak 10 unit telah disiapkan, antara lain:
-
1 unit dari BPJN Riau ke Kutacane
-
6 unit dari BBPJN Kalimantan Timur
-
2 unit dari Depo Citeureup
-
1 unit dari BPJN Jambi
Sejumlah BUMN juga membantu, termasuk 5 unit dari Adhi Karya, 3 unit dari Hutama Karya, dan 1 unit dari Nindya Karya. Salah satu progres mobilisasi adalah pengiriman jembatan bailey dari Balikpapan menuju Lhokseumawe.
Hingga 13 Desember 2025 pukul 09.00 WITA, di Gudang BPJN Kalimantan Timur telah dilakukan pemilihan dan pemilahan 3 set jembatan bailey. Dua set telah disusun di atas 8 truk, sementara 1 set lainnya sedang dimobilisasi ke Pelabuhan Kariangau menggunakan 4 truk. Di pelabuhan, rangka jembatan disusun dalam 2 kontainer 40 feet dan 10 kontainer 20 feet.
Proses ini didukung alat berat seperti crane, flatbed truck, ekskavator, hyap crane, dan forklift, baik di workshop maupun pelabuhan. “Kementerian PU terus berupaya agar akses ini kembali fungsional secepat mungkin. Jalan dan jembatan adalah urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik,” kata Dody.
Sebelumnya, Dody juga menekankan percepatan pembangunan jembatan darurat di jalur Lintas Tengah Aceh, yang melaporkan 13 jembatan rusak, sehingga menghambat mobilitas masyarakat dan distribusi logistik, khususnya menuju wilayah pegunungan Takengon.
Pemulihan akses jalan dan jembatan menjadi prioritas utama. Infrastruktur dasar ini sangat menentukan kelancaran mobilitas warga serta penyaluran bantuan. “Kementerian PU terus berupaya agar akses ini kembali fungsional secepat mungkin. Jalan dan jembatan adalah urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik,” tuturnya.





